Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Sponsors

Penelitian

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP STATUS KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

Latar Belakang Masalah

Selama 30 tahun terakhir, Indonesia mencapai berbagai keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan oleh Bank Dunia, Indonesia digolongkan sebagai salah satu bayi ajaib di Asia Tenggara yang mencapai keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. Pendapatan rata-rata penduduk meningkat, jumlah orang miskin berkurang dan kesejahteraan penduduk semakin baik. Hal ini terjadi sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir tahun 1997. Dampak dari krisis telah menekan kesejahteraan rakyat, terutama mereka yang sebelum krisis telah hidup disekitar garis kemiskinan ke bawah. Salah satu indikator bagaimana terpuruknya tingkat kesejahteraan rakyat adalah terjadinya ancaman terhadap kelangsungan pangan dan gizi sebagian besar penduduk Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sekarang ini baru menghadapi perubahan ekonomi dan politik yang tidak menentu. Walaupun tidak merata, secara umum Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif sebelum tahun 1997. Pertumbuhan ekonomi ini berdampak pada penurunan angka kemiskinan dari 40% tahun 1976 menjadi 11% tahun 1996 , penurunan kematian bayi; penurunan kematian anak 0-4 tahun; dan 25% penurunan kematian ibu. Secara statistik hal ini ditunjang pula dengan pencapaian keamanan pangan, dan pencapaian pelayanan kesehatan terutama pada ibu dan anak.
Krisis ekonomi memperlambat proses penurunan yang telah terjadi selama tiga dekade terakhir. Krisis ekonomi berakibat menurunnya nilai rupiah yang berakibat pada merosotnya pendapatan perkapita dan menyebabkan jumlah penduduk miskin semakin meningkat. Dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat dapat dilihat secara tidak langsung. Disadari secara luas bahwa dampak krisis ekonomi berdampak negatif pada status kesehatan masyarakat, akan tetapi bukti nyata secara statistik masih perlu dikaji agar tidak terjadi kontradiksi. Kenyataannya kajian perubahan morbiditas dan mortalitas pada penduduk masih dilakukan terus menerus. Diperlukan informasi data kesehatan dengan kualitas yang baik dari sistem pelayanan kesehatan dan juga survei lainnya
Gizi berhubungan dengan makanan dan kesehatan. Salah satu golongan umur yang rawan akan masalah gizi adalah Balita. Gizi pada Balita sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasannya, sehingga perlu pemantauan dan pemenuhan gizi yang baik.
Masalah gizi kurang, terutama pada anak Balita dikaji kecenderungannya menurut SUSENAS. Banyak sekali terjadi penurunan prevalensi gizi kurang, yang menjadi pusat perhatian adalah penderita gizi buruk pada anak Balita, yang terlihat tidak ada penurunan. Masih tingginya prevalensi gizi kurang pada anak balita berhubungan dengan masih tingginya Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (BBLR). Akibat dari BBLR dan gizi kurang pada balita berkelanjutan pada masalah pertumbuhan anak usia masuk sekolah. Masalah gizi kurang pada anak berkelanjutan pada wanita usia subur, yang akan melahirkan anak dengan risiko BBLR disertai dengan masalah anemia dan gizi mikro lainnya.
Faktor penyebab dari tingginya kematian ibu, bayi dan anak ini tidak lain disebabkan karena belum memadainya pelayanan kesehatan masyarakat dan keadaan gizi, diluar faktor pencetus lainnya yang memperkuat masalah ini seperti kemiskinan dan tingkat pendidikan. Akibat yang terlihat dari kemiskinan adalah masih dijumpai hampir 50% rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari 70% terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan (2200 Kkal/kapita/hari; 48 gram protein/kapita/hari). Kita ketahui Human Development Index pada tahun 2000 yang dilaporkan oleh UNDP adalah 109 untuk Indonesia, tertinggal jauh dari negara-negara ASEAN lainnya. Masih tingginya masalah gizi, akan berpengaruh nyata terhadap tingkat pendidikan dan pendapatan per kapita. Rendahnya kondisi gizi akan berakibat pada rawannya penyakit infeksi dan semakin tinggi pengeluaran terhadap kesehatan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan akan berdampak lebih nyata pada masalah kesehatan dan gizi penduduk.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka kami membuat beberapa perumusan masalah, sebagai berikut :
1.Adakah pengaruh faktor sosial ekonomi dan demografi terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat?
2.Adakah hubungan antara tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat,dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat?
3.Adakah perbedaan antara tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat,dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :
1.Mendapatkan informasi mengenai pengaruh faktor sosial ekonomi dan demografi terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat.
2.Mendapatkan informasi mengenai hubungan antara tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat,dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat.
3.Mendapatkan informasi mengenai perbedaan antara tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat,dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terhadap status kesehatan dan gizi masyarakat.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Untuk mengkaji masalah sosial serta mengetahui proses perawatan medis kesehatan terhadap Masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan informasi bagi Masyarakat serta pihak yang berkompeten (pemerintah, LSM) dalam melakukan pendekatan dalam rangka pembuatan kebijakan mengenai kesehatan dan gizi bagi Masyarakat.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/metode-penelitian-komunikasi/proposal-penelitian-pengaruh-faktor-sosial-ekonomi-dan-demografi-ter



Riset
atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Riset


BPPT KEMBANGKAN BIOLOGICAL CARBON CAPTURE AND STORAGE (CCS)
Jumat, 01 Januari 2010 17:23

Global Warming merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC, sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berkaitan dengan hal tersebut, masing-masing negara sepakat untuk menurunkan emisi gas buangnya dan menurunkan gas karbonnya untuk mengurangi dampak pemanasan global yang timbul. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan mikroalga sebagai penangkap karbondioksida.
"Carbon capture and storage (CCS) merupakan teknik yang dapat digunakan dalam pengurangan karbon oleh negara-negara di dunia. Dalam teknik ini karbon ditangkap kemudian dipisahkan dan disimpan kembali secara fisik. Teknik ini biasa diterapkan pada area pertambangan yang banyak menghasilkan banyak CO2 yaitu 70% seperti pada tambang gas alam natuna. Melalui teknik ini, karbon yang tertangkap diinjeksikan kembali ke perut bumi untuk mendorong minyak-minyak didalam agar dapat keluar. Biaya yang dikeluarkan untuk menambang minyak akan menjadi lebih efisien”, demikian dikatakan Direktur Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) BPPT Kardono di ruang kerjanya (17/12).
BPPT, menurut Kardono, saat ini telah mengembangkan CCS secara biologi dengan menggunakan mikroalga. Mikroalga yang hidup secara alami di limbah-limbah dan air tawar, diseleksi menggunakan teknik bioteknologi sebelum dimasukan ke reaktor. Teknik pengembangan mikroalga dapat menggunakan dua cara yaitu dengan fotobioreaktor dan kolam kultur.
”Di Balai Teknologi Lingkungan BPPT, Puspitek Serpong, kami mengembangkan CCS secara biologi dengan melakukan kultur mikroalga pada fotobioreaktor dan kolam kultur. Budidaya mikroalga ini, dapat mereduksi kadar CO2 yang diemisikan dari aktifitas industri. Pada skala laboratorium, mikroalga terbukti dapat menyerap karbondioksida sekitar 60.000 ppm per hari”, jelasnya.
Kardono menilai, hal tersebut adalah bukti nyata bahwa mikroalga memiliki potensi yang besar dalam mereduksi CO2. ”Perusahaan yang mengembangkan teknologi ini, selain ikut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, juga berkesempatan mendapatkan dana bantuan Clean Development Mechanism (CDM) dari Conference of the Parties (COP/MOP) of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)”, tambahnya.
”Seharusnya kita jangan hanya terfokus pada penyerapan karbondioksida di akhir proses atau end pipe, karena tetap saja karbondioksida yang terbuang lebih banyak daripada yang mampu diserap. Alangkah baiknya apabila kita fokus di awal proses, atau tidak menggunakan energi yang menghasilkan CO2 sama sekali. Pengembangan nuklir untuk energi alternatif adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global, hal ini dikarenakan nuklir tidak menghasilkan CO2”, ungkap Kardono. (KYRA/humas)

Sumber : http://www.bppt.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=311%3Abppt-kembangkan-biological-carbon-capture-and-storage-ccs&catid=57%3Ateknologi-lingkungan&Itemid=216


Pendapat saya tentang hasil riset ini yaitu bahwa riset ini sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan secara cermat, disini saya melihat bahwa fenomena Global Warming telah menjadi masalah yang penting sehingga timbulah wacana untuk membuat penelitian tentang BIOLOGICAL CARBON CAPTURE AND STORAGE yang bertujuan untuk mengurangi karbon yang saat ini menjadi masalah yang besar di dunia ini.
di dalam penemuan ini juga telah menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta - fakta dan cara-cara bagaimana penelitian ini dilakukan. di sini juga menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam sehingga bisa mendapatkan hasil yang baik yang bisa digunakan serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut untuk lebih baik lagi.