Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Sponsors

EB10

Suatu hal yang berbeda waktu pertama kali aku masuk ke kelas ini…
Awalnya bingung, malu, cemas,pokoknya campur aduk deh…
Mungkin aku berpikir terlalu berlebihan sekali ya maklumlah aku pindahan dari kelas pagi ga ada yang aku kenal…
Seingetku malam itu pertama kali aku kenalan sama cowok namanya David hehe
David itu orangnya pinter banget temen-temen dikelas manggilnya ”Suhu acai” hahaha.. anaknya masih kecil tapi paling pinter..rumahnya paling jauh di cilebut dan tempat kerjanya juga paling jauh di pluit berangkatnya jam 4.30 dari rumah dan pulangnya jam 9 dari depok...mungkin kalo aku jadi dia bisa mati kali ya. Dia suka musik, maen game, dan apapun dia sukai dan kuasai heran banget aku...mungkin dia pinter gara2 makan somai terus ya..hehehe padahal aku dan temen2 semua juga udah coba makan somai tapi tetep aja ga bisa pinter seperti dia...hobbynya satu lagi adalah foto temen2 entah itu dikelas, lagi makan, lagi tidur, pokoknya kegiatan apa aja pasti dia foto..kalo pulang kerja dia sering pulang bareng aku, kalo aku udah naek kereta dari gondangdia dia pasti kasih duduk buat aku dan dia yang berdiri hehehe...
Selanjutnya Anita dia usianya sepantaran sama aku tapi lebih tua aku dikit hehehe tapi dia lebih dewasa dibandingkan denganku...orangnya terlalu ekspresif dikit2 nangis dikit2 ketawa pokoknya lucu banget deh... kehebatan dia satu lagi adalah ”mudah terpengaruh” aku sampe sebel banget sama dia bener2 ga tahan dengan sifatnya satu ini..hmmm bahkan gara2 sifatnya satu ini aku pernah marah hebat ma dia sebeeeel banget. Dulu aku pernah satu kosan ma dia, dia dulu pernah jatuh cinta ma seseorang namanya Han Ce Shu bener2 gila...tiap malam tidurnya sampe jam 2.30 bangun pagi pasti terlambat ke kantor hahahaha.... dia paling jago joget tapi spesialnya dangdut (hahaha) kalo belanja gila2an, kalo tidur cepet banget, kalo nangis air matanya banyak banget sampe 1 ember kali kalo ditampung, suka keranjingan nonton film, dengerin musik, satu lagi hobbynya suka berhayal...apa aja di bikin hayalan ma dia imajinasinya terlalu berlebihan...Lucu banget.
Cheerudin Ini anak adalah anak bojong gede asli...pernah jadi caleg dapil bojong hahaha... aku panggil dia "udin" kalo aku sudah panggil itu pasti dia marah2... dia itu maunya dipanggil heru atau cheeru tapi aku selalu panggil dia udin karena aku suka kalo liat ekspresi marahnya hahaha...makanya malah aku godain aja... di kelas itu dia salah satu cowok yang gila ma PS dan Bola namanya aja sampe diganti Cheerudin Arshavin tapi ada nama laen juga namanya Cheerudin tse hehee...kalo maen PS sampe jam 11 malam juga kuat ga jelas banget hobbynya itu..kalo ujian aku sering nebeng dia.. makanan kesukaannya adalah sate padang yang ada dideket kampus margonda...
Ahmad sopian dia aku panggil si kurus hehehe karena dia badannya kurus banget sampe2 aku takut kalo patah hahahaa... dia usianya lebih tua satu tahun dari aku tapi kelakuannya seperti "cupetong" si bocah tua nakal..dia pernah bantuin aku pindahan.. kata nita dia galak banget tapi menurutku ga ada galak2nya sama sekali... aku pernah bertengkar ma dia bahkan ga tegur sapa lama bgt...otaknya sedikit cabul ya mungkin karena di usia segitu belum ada tempat pelampiasan..hehe..ini salah satu maniak bola dan PS kalo udah ketemu ma anak2 cowok pasti yang diomongin bola...jadi pusing cewek2nya...dia pernah ke pelabuhan ratu dan bawa oleh2 buat anak2 cewek aku dapetnya rok batik.. tapi sayang roknya agak pendek jadi ga pernah aku pake tapi tetep aku simpen di lemari...
Dyah Pertiwi ini dia cewek paling nyantai di dunia dan paling lama banget jalannya..sepertinya ga ada tenaga buat ngangkat badannya..kalo udah hari minggu yang laen pada cepet2 masuk praktikum dia malah nyantai aja jalannya...udah tau dia yang ditunguin malah jalannya kayak semut aja dia paling suka ke salon yang pasti yang diajak selalu aku ma anta...pernah kita terlambat masuk praktikum gara2 ke salon dan bahkan sengaja ga ikut kuis bahasa inggris karena lg disalon depan kampus..
Mungkin itu dulu ya.. nanti di lanjut lagi dengan cerita teman2 yang laen

“ Analisa biaya standar untuk mengukur efisiensi biaya produksi”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat. Untuk itu perusahaan berusaha supaya dalam memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang tepat guna mendapatkan informasi yang akurat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Perkembangan teknologi dalam pasar global salah satunya berdampak pada perusahaan manufaktur. Beberapa tahun terakhir ini banyak berdiri perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang yang beraneka ragam pula. Karena banyak sekali perusahaan manufaktur yang berdiri maka untuk menjaga agar perusahaan itu bisa bertahan maka berbagai cara dilakukan. Salah satunya kebijakan manajemen tentang kebijakan dan penggunaan biaya. Dalam rangka memperoleh manfaat saat kini maupun masa depan, para manajer harus berusaha untuk meminimkan biaya yang diperlukan (berusaha untuk lebih efisien). Para manajer harus berusaha mancapai customer value yang sama atau lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Salah satunya penggunaan akuntansi biaya ini digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan untuk memotong biaya perusahaan dan meningkatkan keuntungan. Ada berbagai pendekatan akuntansi manajerial:
1. Standard biaya
2. lean accounting
3. activity based costing
4. resource consumtion accounting
5. throughput accounting
6. Marginal costing
Pada perusahaan pengolahan atau manufacturing, biaya standar dibuat untuk bahan baku langsung (direct raw material), tenaga kerja langsung (direc labor) dan biaya overhead pabrik (factory overhead). Biaya standar ini biasanya di gunakan oleh perusahaan manufaktur jika perusahaan tersebut menggunakan harga bahan baku yang ditentukan dari standar biaya. Biasanya harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa mendatang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun, harga yang berlaku pada saat penyusunan standar, harga yang diperkirakan akan merupakan harga yang normal dalam jangka panjang. Penggunaan biaya standar ini menpunyai beberapa alasan yaitu untuk meningkatkan perencanaan dan pengendalian (planning and control) serta untuk penentuan harga pokok produksi (product costing) selain itu untuk penentuan harga jual, perencanaan anggaran, dan mengurangi pekerjaan pencatatan (record keeping). Dalam sistem harga pokok standar, biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan kualitas standar dan harga standar untuk ketiga jenis biaya produksi: biaya bahan baku, biaya produksi, dan biaya overhead pabrik. Dengan adanya biaya standar, manajemen dapat membuat perbandingan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar sehingga dapat mengukur prestasinya dan menghilangkan ketidakefisienan. Pada biaya standar ini dikatakan menguntungkan apabila biaya standar lebih besar dari pada aktualnya, dan dikatakan tidak menguntungkan apabila terjadi sebaliknya.
Salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yaitu PT. XYZ yang ini menggunakan biaya standar untuk menentukan harga produk. Untuk itu terjadinya penyimpangan terhadap biaya standar, akan dianalisis untuk kemudian ditindaklanjuti dengan langkah pengendalian biaya produksi yang diperlukan oleh manajemen. Berdasarkan uraian tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan penulisan ilmiah dengan judul “ Analisa biaya standar untuk mengukur efisiensi biaya produksi”.

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa besar selisih bahan baku ?
2. Berapa besar selisih biaya tenaga kerja ?
3. Berapa besar selisih biaya overhead pabrik?
Batasan Masalah :
Batasan masalah hanya untuk produk chemical, rolling oil, nox rust pada PT. XYZ untuk produksi produk X bulan Maret 2010 dengan menggunakan metode 3 selisih.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa besar selisih biaya bahan baku pada bulan Maret 2010.
2. Untuk mengetahui berapa besar selisih biaya tenaga kerja pada bulan Maret 2010.
3. Untuk mengetahui berapa besar selisih biaya overhead pabrik pada bulan Maret 2010.

1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang biaya standar
2. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya khususnya dalam pengambilan kebijakan dalam mengambil keputusan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referesi dan perbandingan bagi penelitian yang akn datang.

1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Objek Penelitian
Dalam panulisan ini, untuk memperoleh data dan laporan yang mendukung pembahasan, maka dilakukan berbagai cara untuk memperoleh. Salah satunya dengan wawancara langsung dengan manajer produksi dan manajer keuangan. Dengan cara ini akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam peenulisan ilmiah ini.
1.5.2. Data / Variabel,
Data sekunder meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pada produk X pada bulan Maret 2010.
1.5.3. Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dengan wawancara / Tanya jawab dengan kepala bagian produksi untuk memperoleh data tantang biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pada produk X pada bulan Maret 2010
1.5.4. Alat analisa yang digunakan
Menggunakan metode tiga selisih bahan baku , biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.






















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Standard Costing
Standard Cost merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan/atau yang diantisipasikan. Standard costing bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengandalian operasi serta memberi gambaran yang lebih jelas mengenai dampak dari keputusan manajerial terhadap tingkat biaya dan laba.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dengan kondisi ekonomi, efisiensi dan factor-faktor tertentu. Dengan demikian biaya standar merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya, besarnya pengeluaran biaya yang sesungguhnya terjadi tidak boleh menyimpang dari standar yang sudah ditentukan. Jika terjadi penyimpangan terhadap standar maka yang dianggap benar adalah standarnya.
Standar pada umumnya dapat klasifikasikan sebagai standar ideal (ideal standard) dan standar yang dicapai saat kini (currently attainable standard), atau rata-rata biaya yang lalu. Standar ideal atau standar teoritis adalah standar yang menghendaki adanya efisiensi yang maksimum yang hanya dapat dicapai apabila segala sesuatunya beroperasi secara sempurna, tidak ada kerusakan mesin, kelambatan, atau keterampilan yang kurang sempurna (walaupun hanya sementara) yang dapat ditoleransi. Semuanya berjalan secara sempurna. Harga standar disusun dengan asumsi bahwa bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik setiap saat dapat diperoleh dengan harga yang paling murah (minimum). Kualitas standar disusun dengan asumsi bahwa pemakaian bahan baku, tenaga kerja dan overhead telah optimal pada kapasitas produksi 100%. Pada kenyataannya standar ideal tidak akan dapat dicapai sehingga selisih yang terjadi selalu merupakan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable variances). Currently attainable standard atau attainable high performance adalah standar yang dapat dicapai dalam kondisi operasi yang efisien, standar yang didasarkan pada tingkat efisiensi tertinggi yang dapat dicapai oleh karyawan. Standar tersebut memberikan toleransi kemungkinan terjadi kerusakan yang normal, keterlambatan, dan kekurangan sempurnaan keterampilan. Standar tersebut disusun dengan asumsi bahwa bahan baku, tenaga kerja dan overhead dapat diperoleh dengan harga terbaik (good overall price), tenaga kerja bekerja dengan tingkat efisiensi kurang dari 100%, kemudian adanya produk rusak, dan kapasitas produksi tidak mungkin mencapai 100%. Rata-rata biaya waktu lalu berarti bahwa biaya standar ditentukan berdasarkan rata-rata biaya periode-periode yang lampau. Standar tersebut biasanya lebih longgar karena rata-rata biaya periode yang lampau sering mengandung ketidakefisienan yang turut diperhitungkan dalam penentuan standar (seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai biaya standar).
Dari ketiga standar tersebut, maka currently attainable standard merupakan standar yang memungkinkan akan memberikan manfaat terbaik. Jika standar terlalu ketat maka tidak akan dapat dicapai, pekerja menjadi frustasi dan tingkat kinerjanya menurun. Sebaliknya standar yang terlalu rendah maka pekerja tidak ada tantangan untuk berprestasi, kapasitas maupun kinerjanyapun menurun. Oleh karena itu, standar harus dapat memberikan tantangan tetapi yang memungkinkan untuk dapat dicapai dan cenderung untuk meningkatkan tingkat kinerja.

2.1.2. ALASAN PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR
Dua alasan utama diterapkan sistem biaya standar untuk meningkatkan perencanaan dan pengendalian (planning and control) serta untuk penentuan harga pokok produksi (product costing). Disamping kedua alasan utama tersebut, penerapan sitem biaya standar adalah untuk penentuan harga jual, perencanaan anggaran, dan mengurangi pekerjaan pencatatan (record keeping).
Planning and control. Penggunaan system penentuan harga pokok standar akan dapat meningkatkan perencanaan, pengendalian dan pengukuran kinerja.Biaya standar merupakan alat penting di dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem biaya standar dapat diterapkan sebagai alat pengendalian biaya yang lebih efektif di dalam engineered exspenses center atau pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya merupakan engineered exspenses. Pada pusat pertanggungjawaban tersebut rasio antara masukan dan keluaran dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat diukur efesiensinya dan memungkinkan diterapkannya sistem pengendalian biaya dengan menggunakan system biaya standar. Dengan mengembangkan harga standar dan kuantitas standar per unit, maka penyimpanan atau selisih secara keseluruhan dapat dirinci menjadi selisih harga dan selisih penggunaan atau selisih efesiensi.
Penentuan Harga Pokok Produk (product costing). Harga pokok produksi dapat ditentukan berdasarkan harga pokok sesungguhnya, harga pokok normal dan harga pokok standar. Dalam sistem harga pokok standar, biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan kuantitas standar dan harga standar untuk ketiga jenis biaya produksi: biaya bahan baku,tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sebaliknya, pada sistem biaya produksi normal biaya overhead pabrik, untuk tujuan penentuan harga pokok produksi, dibebankan dengan menggunakan tarif yang ditetapkan di muka, tetapi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan dengan biaya yang sesungguhnya. Penentuan harga pokok produk berdasarkan biaya sesungguhnya (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi) mempunyai kelemahan dalam pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, penentuan harga pokok produk berdasar biaya sesungguhnya tersebut dimodifikasi dengan menentukan biaya overhead pabrik berdasarkan taksiran (estimated cost). Tujuan pengendalian biaya adalah untuk membantu manajemen agar dapat membuat produk dengan biaya produksi serendah mungkin dengan kualitas standar sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya biaya standar, manajemen dapat membuat perbandingan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar, manajemen dapat membuat perbandingan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar sehingga dapat mengukur prestasinya dan menghilangkan ketidakefesienan.
Harga jual dan harga pokok produk mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika harga jual ditirunkan akan meningkatkan kuantitas penjualan, dan kuantitas penjualan yang meningkat akan menurunkan harga pokok per unit karena factor biaya overhead pabrik tetap. Dengan adanya sistem biaya standar, manajemen dapat membuat kombinasi harga jual dan kuantitas yang dijual pada berbagai tingkat kegiatan sehingga akan dicapai laba yang maksimal.
Kegiatan pencatatan akan dikurangi jika sistem biaya standar karena dengan menggunakan sistem biaya standar tersebut maka pencatatan secara rinci tidak diperlukan lagi. Jika persediaan dinilai sebesar harga pokok standar maka pencatatan persediaan hanya membutuhkan catatan tentang kuantitasnya.

2.1.3. PENENTUAN BIAYA STANDAR

Untuk menentukan biaya standar per unit masing-masing input, ada dua keputusan yang harus dibuat, (1) jumlah input yang harus digunakan untuk per unit output (quantity decisison) (2) jumlah yang harus dibayar untuk kuantitas input yang harus digunakan (pricing decision). Quantity decision menghasilkan standar kuantitas (quantity standard), sedangkan pricing decision menghasilkan standar harga (pricing standard). Biaya standar per unit dapat dihitung dengan mengalikan dua standar tersebut.
Pengalaman histories atau masa lalu, penelitian teknis atau engineering, dan masukan dari personalia pelaksana operasional, ketiga – tiganya merupakan sumber yang potensial dalam penentuan kuantitas standar. Walaupun pengalaman histories potensial dapat dijadikan pedoman dalam penentuan standar, namun harus digunakan secara hati-hati, karena sering pada proses operasional masa lalu yang tidak efisien sehingga dengan menerapkan hubungan input-output masa lalu berarti mengabaikan adanya ketidak efisienan masa lalu.
Penentuan harga standar merupakan tanggung jawab bersama dari bagian operasional, pembelian, personalia, dan akuntansi. Bagian operasional menentukan kualitas input yang diperlukan, bagian personalia dan pembelianbertanggung jawab memperoleh input sesuai dengan kualitas yang diperlukan dengan harga yang paling rendah. Dalam penentuan harga standar, bagian pembelian harus mempertimbangkan adanya diskon atau potongan, biaya angkut pembelian, dan kualitas bahan baku. Bagian personalia dilain pihak harus mempertimbangkan keterampilan pegawai, pajak atas gaji dan upah, tunjangan – tunjangan dan kualifikasi personalia. Bagian akuntansi bertanggung jawab untuk pencatatan biaya standard an mempersiapkan laporan yang membandingkan kinerja yang sesungguhnya dicapai dengan standarnya. Sistem akuntansi biaya standar mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan atau yang seharusnya terjadi dan biaya yang sesungguhnya terjadi, serta menyajikan laporan perbandingan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan (variance analysis).

2.1.4. STANDAR BIAYA PRODUSI
Pada perusahaan pengolahan atau manufacturing, biaya standar dibuat untuk bahan baku langsung (direct raw material), tenaga kerja langsung (direct labor) dan biaya overhead pabrik (factory overhead).

Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk, terdiri dari kualitas standar yaitu masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi satu unit keluaran fisik (disebut juga sebagai pemakaian standar atau efisiensi bahan baku standar), dan harga bahan baku standar yaitu harga satuan masukan fisik tersebut.
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan penyelidikan teknis dan analisis terhadap catatan-catatan masa lalu yaitu dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Harga bahan baku standar biasanya ditentukan dari catalog, daftar harga pemasok dalam kondisi yang terbaik, dan informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga dimasa depan. Dengan demikian harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
• Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa mendatang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
• Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar,
• Harga yang diperkirakan akan merupakan harga yang normal dalam jangka panjang.

Jika dalam pembelian tersebut diperoleh potongan harga maupun harus menanggung biaya angkut maupun biaya pembelian lainnya, maka dalam penentuan standar harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau menghasilkan satu unit produk tertentu, yang terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga karja standar (standar efisiensi) dan tarif upah standar. Untuk menentukan jam tenaga kerja langsung standar dapat dilakukan dengan : (1) menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau menghasilkan satu unit produk, (2) melakukan penyelidikan gerak dan waktu (time and motion study), serta (3) membuat test-run operasi dibawah keadaan yang normal yang diharapkan. Akhirnya (4) menentukan taksiran kebutuhan jam tenaga kerja yang wajar yang paling efisien. Dalam penentuan jam tenaga kerja standar tersebut harus dipertimbangkan perlunya kelonggaran waktu untuk istirahat, factor kelelahan, dan factor lain yang dapat mengakibatkan penundaan kerja yang tidak dapat dihindari (keterlambatan bahan baku, kerusakan dan pemeliharaan mesin).
Penentuan tariff upah standar dapat dilakukan dengan melakukan perjanjian denganorganisasi karyawan, data mesin lalu, dan perhitungan tariff upah dalam keadaan operasi normal dengan mempertimbangkan tingkat kecepatan tenaga kerja dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayarkan.
Biaya Overhead Pabrik standar adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk yang dapat dibedakan antara biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variable. Langkah pertama dalam penentuan biaya overhead standar adalah menyusun anggaran biaya overhead pabrik (yang dipisahkan antara biaya overhead tetap dan biaya overhead variable) pada tingkat kapasitas normal, kemudian membagi biaya overhead pabrikyang telah dianggarkan berdasarkan kapasitas normal. Dengan demikian ada dua tariff biaya overhead pabrik yaitu tarif biaya overhead pabrik tetap dan tariff biaya overhead pabrik variable.

2.1.5. ANALISIS SELISIH :
Selisih Harga dan Selisih Efisiensi
Total selisih anggaran (total budget variance) secara sederhana dapat ditentukan dengan membandingkan antara biaya input yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang direncanakan. Total selisih tersebut dapat dinyatakan dengan suatu formula sebagai berikut:

Total Selisih = (Hs x Ks) – (Hst x Kst)

Hs = Harga Sesungguhnya
Ks = Kuantitas sesungguhnya
Sst = Harga standar
Kst = Kuantitas standar

Pada system biaya produksi standar, total selisih anggaran dapat dipecah menjadi selisih harga dan selisih pemakaian. Selisih harga atau tariff (price or rate variance) adalah selisih antara harga standar per unit input dan harga yang sesungguhnya dikalikan dengan jumlah unit yang digunakan : (Hst – Hs) Ks. Selisih penggunaan atau selisih efisiensi (usage or efficiency variance) adalah selisih antara kuantitas input standar dengan kuantitas input yang sesungguhnya dikalikan dengan harga standar input tersebut : (Ks – Kst) Hst. Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa total selisih adalah penjumlahan dari selisih harga dengan selisih pemakaian, yang dapat dinyatakan :
Total selisih = selisih harga + selisih Pemakaian
= (Hs – Hst) Ks + ( Ks – Kst) Hst
= [(Hs x Ks) – (Hst x Ks)] + [(Hs x Ks) – (Hst x Kst)]
= (Hs x Ks) – (Hs x Ks) + (Hst x Ks) – (Hst x Kst)
= (Hs x Ks) – (Hst x Kst)

Selisih yang tidak menguntungkan atau selisih merugikan (unfavourable variance) yang di simbulkan dengan huruf U atau R (me-Rugi-kan) karena harga atau pemakaian input yang sesungguhnya lebih besar daripada harga dan pemakaian input atau kuantitas standar. Jika sebaliknya yang terjadi (sesungguhnya lebih kecil dari pada standar) maka diperoleh selisih yang menguntungkan (favorable variance) yang disimbulkan dengan F atau L (Laba atau menguntungkan). Selisih menguntungkan (laba) atau selisih merugikan tidak sama dengan selisih baik buruk, terminology tersebut hanya menunjukkan hubungan antara harga dan kualitas sesungguhnya dengan harga dan kuantitas yang standar.

Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel

“Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79)

“ Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya” (Santoso & Tjiptono, 2002, 80)

Populasi dan Sampel (Population and Sample)

A. Pendahuluan

Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan sample. Kesalahan dalam menentukan sampel dapat berakibat fatal, karena sampel menjadi tidak representatif, dan hasil penelitian tidak akan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu memilih tenik penentuan sampel yang tepat menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang representatif.

B. Pengertian Populasi Dan Sampel

Dalam suatu penelitian adakalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar data dan informasi yang diperoleh banyak dan bervariasi sehingga diharapkan hasilnya tidak jauh berbeda dari kenyataan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua populasi dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian ilmiah boleh dikata hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya hendak diteliti.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Misalnya akan dilakukan penelitian di lembaga X, maka lembaga X ini merupakan populasi. Lembaga X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi lermbaga X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain. Juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang produk yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik. Satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y, maka kepemimpinan itu merupakan sample dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Jadi sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Sugiyono, 2002:57 ).

C. Penggunaan Populasi dan Sampel


Populasi digunakan bila penelitian ingin mengetahui secara pasti keadaan populasi sesungguhnya yang memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dan sumber informasi bersifat heterogen, di mana sifat dan karakteristik masing-masing sumber sulit dibedakan ( Margono, 1997 : 120 ).

Di bawah ini dikemukakan kapan seorang peneliti menggunakan populasi dalam penelitian, dan kapan pula ia menggunakan sample.

1. Menurut Aminuddin Rosyad ( 1987 : ), penggunaan sample dalam penelitian, bila :

1. jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak
2. daerah populasi amat luas dan terpencar-pencar sulit dijangkau
3. waktu penelitian yang tersedia tidak memadai
4. dana yang tersedia amat terbatas
5. tenaga peneliti tidak mencukupi
6. fasilitas yang tersedia tidak memadai
7. sarana penelitian tidak mencukupi
8. keamanan untuk melakukan penelitian tidak terjamin, misalnya keadaan medan penelitian ganas.

Mengenai penggunaan sampel dalam penelitian, Agus Suradika ( 2000 ; 37-38 ) menjelaskan bahwa selain masalah biaya, waktu dan tenaga kondisi-kondisi di bawah ini dapat dijadikan alasan mengapa penelitian perlu menggunakan sampel. Kondisi tersebut adalah :

1. Bila individu yang akan diselidiki tak terbatas jumlahnya
2. Bila penelitian yang dilakukan bersifat destruktif
3. Bila obyek yang diteliti bersifat homogen
4. Bila tidak diperlukan ketelitian yang mutlak atau hasil penelitian segera dibutuhkan.

Dari dua pendapat tersebut dapat digabungkan dan saling melengkapi, karena ada persamaan dan perbedaannya, namun semuanya dapat dipakai sebagai alasan mengapa penelitian perlu menggunakan sampel.

1. Penggunaan Populasi dalam penelitian bila :
1. jumlah populasi yang akan diteliti terbatas dan sedikit
2. luas daerah penelitian tidak terlalu luas dan mudah dijangkau
3. waktu penelitian yang tersedia cukup lama
4. dana yang tersedia cukup
5. fasilitas penelitian cukup
6. tersedia sarana penelitian yang cukup
7. tersedia tenaga peneliti yang cukup terjaminnya keamanan dalam penelitian.

Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya, seperti jumlah mobil di Jakarta, jumlah mahasiswa Universitas Indonesia, meskipun sebenarnya dapat dihitung tetapi karena sulit dilakukan maka dianggap tidak terbatas. Metode pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota populasi disebut sensus ( Margono, 1997 : 120 ).

Digunakannya sample dalam penelitian adalah untuk mereduksi obyek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan umum.

Generalisasi dari sample ke populasi mengandung resiko kekeliruan atau ketidak tepatan, karena sample tidak akan dapat mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Mengenai hal ini, Agus Suradika ( 2000: 39-40 )menyatakan bahwa biasanya, seorang penyelidik sering terlalu berani menetapkan daerah generalisasi yang terlalu luas, padahal daerah tersebut belum tentu terwakili oleh sample yang ada. Oleh karena itu dalam menentukan sample, daerah generalisasi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, selain penegasan sifat-sifat populasi, sumber informasi tentang populasi, besar kecilnya sample dan teknik sampling.

Makin tidak sama sample itu dengan populasinya makin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu teknik penentuan sample ( teknik sampling ) menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik penentuan sample pada hakekatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sample ke populasi sehingga diperoleh sample yang representativ, yaitu sample yang benar-benar mencerminkan populasinya.

D. Petunjuk Mengambil Sampel

Kesalahan dalam menentukan sampel akan mengakibatkan kesalahan fatal pula dalam menarik kesimpulan hasil penelitian. Untuk itu sangat perlu diketahui bagaimana cara mengambil sampel yang representatif. Menurut Winarno Surachmad yang dikutip oleh Agus Suradika ( 2000 : 39 ) : “ Untuk mendapatkan sampel yang representatif perlu dipahami langkah-langkah umum berikut, (1) bagaimana penyelidik menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian (2) menetapkan perhitungan statistik untuk pengolahan data sampel dan akhirnya (3)menetapkan teknik penarikan samp. Adapun menurut Sumadi Suryabrata ( 1998 : 83 ) dan Margono ( 1997 : 87 ), ada empat parameter yang biasa dianggap menentukan representativness, yaitu :

a). Variabilitas populasi

Dari keempat parameter tersebut, variabilitas populasi merupakan hal yang “given”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, tidak dapat mengatur atau memanipulasinya. Sedangkan keempat variable yang lain dapat diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk mendapatkan sample yang representativ

b). Kecermatan untuk memasukkan ciri-ciri populasi

Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi ke dalam sampel menentukan tingkat representativnya sample.

c). Besar- kecilnya sample

Semakin besar sample yang diambil untuk populasi yang heterogen maka semakin tinggi taraf representativnya sample. Untuk populasi yang homogen sempurna sample cukup kecil saja.

d). Teknik penentuan sample

Teknik penentuan sampel ( teknik sampling ) adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
E. Teknik Penentuan Sampel

Untuk memperoleh secara maksimal sampel yang representatif yang tidak didasari oleh keinginan peneliti, ada dua teknik sampling, yaitu :

1. 1. Random Sampling ( Probability Sampling )
2. 2. Nonrandom Sampling ( Nonprobability Sampling )

Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Dalam teknik random sampling , semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini sampai sekarang dipandang sebagai teknik yang paling baik. Untuk menentukan anggota sampel dalam random sampling dapat dilakukan dengan cara undian, ordinal, randomisasi dari tabel bilangan random ( Sutrisno Hadi, 1980 : 76, dikutip oleh Margono, 1997: 125 ).

Sedangkan Nonrendom sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini mempunyai kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan sampel yang representatif.

Jenis-jenis sampel yang diperoleh dari teknik random sampling ( probabability sampling ) ada tiga, yaitu simpel random sampling, stratified random sampling dan cluster random sampling. Sedangkan jenis-jenis sampel nonrandom sampling ( non probability sampling ) adalah : sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling Sugiyono, 2002 : 61-63 ).

Penjelasan dari teknik-teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut :

1. 1. Probability sampling

a). Simple random sampling

Dikatakan simple ( sederhana ) karena cara pengambilan sample dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen ( Sugiyono, 2002 : 59 ). Mengenai simple random sampling Margono ( 1997 : 126 ) menjelaskan bahwa teknik ini untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terkecil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.

b). Stratified Random Sampling

Dalam stratified random sampling dapat dipakai dua cara, yaitu proporsionate stratified random sampling dan disporpotionate random sampling

( 1 ). Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi mempunyai pegawai dilihat dari latar belakang pendidikannya, maka populasi pegawai tersebut berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulusan S2 = 30, S1 = 40, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD =300. Jumlah sample yang harus diambil harus meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional.

( 2 ). Disproportionate Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya populasi pegawai dari PT tertentu berlatar pendidikan S3 = 3 orang, S2 = 4 orang, S1 = 90 orang, SLTA = 800 orang, SLTP = 700, maka 3 orang S3 dan 4 orang S2 diambil semuanya sebagai sample, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SLTA dan SLTP.

c). Cluster Sampling ( Sampling Daerah )

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan suber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan.

Misal di Indonesia ada 30 propinsi dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tatapi perlu diingat karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata, maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.

Teknik sampling daerah ini sering dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sample daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu secara random juga.

1. 3. Nonprobability sampling

a ). Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut 1 sampai dengan 100 orang. Pengambilan sample dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan 5, maka yang dijadikan sample adalah anggota nomor 5,10,15,20,25 dan seterusnya.

b). Sampling kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah ( kuota ) yang diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah sample ditentukan umpamanya 100 orang, dan jumlah anggota peneliti 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sample secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan ( Golongan II ) sebanyak 20 orang.

c) Sampling Aksidental

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.

d). Purposive Sampling

Purposive sampling adalah teknik penentuan sample untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sample yang dipilih adalah orang yang ahli dalam kepegawaian saja.

e). Sampel Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Istilah lain dari sample jenuh adalah sensus

f). Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudia sample ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sample. Begitu seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama makin besar.

Walaupun berbagai teknik penentuan sample telah dikembangkan dan parameter-parameter untuk perkiraan telah diidentifikasikan, namun hampir tidak pernah peneliti dapat menentukan sample yang memcerminkan populasi secara sempurna. Hal ini terjadi terutama dalam lapangan ilmu-ilmu social dan kemanusiaan. Keadaan yang demikian itu lalu menimbulkan kebutuhan untuk dapat memperhitungkan atau setidak-tidaknya memperkirakan besar- kecilnya kekeliruan. Dalam analisis kekeliruan ketika melakukan generalisasi dari sample ke populasi itu disebut kekeliruan baku atau galat baku ( standard error ). Dasar teoritis yang dipergunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori probabilitas. Sampel-sampel tunduk pada hukum probabilitas ( Sumadi Surya Brata, 1998 : 84 ).
F. Kesimpulan

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
3. Digunakannya sample dalam penelitian adalah untuk mereduksi obyek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan umum.
4. Teknik penentuan sampel ( teknik sampling ) adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
5. Berbagai teknik penentuan sample pada hakekatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sample ke populasi sehingga diperoleh sample yang representativ, yaitu sample yang benar-benar mencerminkan populasinya.

Daftar Referensi :

Margono, S.,Drs., Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Rineka Cipta, cetakan pertama, Jakarta, 1997

Sugiyono, DR., Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, cetakan kesembilan, Bandung, 2002

Suradika, H. Agus, DR.,MP.d., Metode Penelitian Sosial, UMJ Press, Jakarta, 2000

Suryabrata, Sumadi, BA.,Drs.,MA.,Ed.S.,Ph.D.,Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, cetakan kesebelas, Jakarta, 1998.

Rosyad, Amiduddin, DR., Metode Riset Pendidikan, Jilid I, IAIN, Jakarta, 1987

Note: with special thanks to Mrs. Nurhidayah, M.M. for this article

Sumber :

e-book Referensi Pendidikan Berkualitas
http://boeditea.web.id/2009/09/08/populasi-dan-sampel-population-and-sample/comment-page-1/