Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Sponsors

Analisa Laporan Keuangan Internasional

Analisa Laporan Keuangan Internasional

1. Perbedaan bentuk dan isi laporan keuangan
Bentuk dan isi laporan keuangan belum ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industri maupun perdagangan, sehingga klasifikasi dari akun-akun suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena:
a. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan manajemen atau maksud penggunaan laporan tersebut.
b. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut.
c. Perbedaan pengetahuan dan pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan.
d. Adanya kegagalan untuk mengetrapkan sebutan-sebutan ataupun klasifikasi yang terbaru yang diterima umum atau lazim digunakan.

2. Langkah-langkah analisa akuntansi
a. Mengenal Perusahaan
b. Menguasai Situasi Ekonomi
c. Menilai Reliability terhadap Laporan Keuangan
d. Menilai Akurasi Laporan Keuangan
e. Membaca Informasi Laporan Keuangan secara Eksplisit
f. Menganalisa Hubungan antar Pos LK-Menguak Informasi Implisit
g. Melihat trend / Growth
h. Melakukan Analisa Perbandingan
i. Menilai Komposisi Arus Kas
j. Melakukan Evaluasi Fakta dan Kualitas Perusahaan dari Hasil Analisa
k. Melakukan Prediksi atau Proyeksi
l. Kesimpulan dan Saran
3. Pengaruh analisa akuntansi terhadap akuntansi antar negara
4. Kesulitan memperoleh informasi akuntansi Internasional
5. Mekanisme mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara
Perbedaan antar negara dengan kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Beberapa pendekatan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara Internasional, atau sesuai dengan dasar sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar yang lenih umum. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasai di negara-negara tersebut.

6. Kesulitan dan kelemahan analisis laporan keuangan Internasional
7. Penggunaan website / www untuk memperoleh info penelitian perusahaan
Beberapa karakteristik Internet sangat relevan untuk pelaporan keuangan. Sebagai media komunikasi, Internet mempengaruhi aspek komunikatif dari pelaporan keuangan, seperti: akses, distribusi, interaksi, dan penyajian serta presentasi (Xiao et.al.: 2002).
a. Akses dan Distribusi semakin mudah dan global
b. Fitur World Wide Web seperti hypertext, hyperlinks memyediakan potensi untuk merubah cara penyajian laporan keuangan, informasi keuangan akan dapat dihubungkan langsung dengan informasi non keuangan (Xiao et.al.: 2002).
c. Komunikasi informasi keuangan kepada stakeholder dapat dilakukan secara interaktif.
Sumber :
1. Hari Setiyawati, SE., Ak., M.Si , Materi kuliah “Analisa Laporan Keuangan Internasional”
2. Adolpino Nainggolan SE, M.SI, Modul 2 “ Kerangka Kerja Analisis Laporan Keuangan

TRANSLASI MATA UANG ASING

1. Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing.
a. Pengertian Translasi
Proses pengekspresian saldo yang dinyatakan atau diukur dalam suatu mata uang lain dengan menggunakan kurs nila tukar antara kedua mata uang tersebut.
Misalnya suatu Negara yang sebelumnya diekprasikan dalam pounds Inggris dapat disajikan dalam dollar AS yang ekuivalen. Proses penyajian kembali (restating) ini yang dinamakan translasi.
b. Pengertian Konversi
Konversi merupakan pertukaran fisik antara satu mata uang dengan mata uang lain.
Misalnya seorang warga Negara AS yang berlibur ke Indonesia akan mengkonversi dollar ke dalam rupiahjika ia akan membeli produk dijual di Indonesia yang dinyatakan dalam rupiah.
Translasi tidak terjadi pertukaran fisik dan tidak ada transaksi yang terjadi, konsep translasi mata uang asing analogis dengan penerjemahan sebuah buku dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia.
2. Istilah dalam translasi mata uang asing.
a. Konversi, pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
b. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
c. Posisi aktiva kersih yang berisiko, yaitu kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdeminasi dalam mata uang asing dan translasikan dengan menggunakan kurs kini.
d. Kontrak Pertukaran Forward
e. Mata uang fungsional
f. Kurs historis
g. Mata uang pelaporan
h. Kurs Spot
i. Penyesuaian Translasi
3. Perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.

4. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
a. Penangguhan
b. Penangguhan dan Amortisasi
c. Penangguhan Parsial
d. Tidak ditangguhkan

5. Pengaruh metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Nilai tukar yang dapat digunakan saat melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic, yaitu:
a. Kurs Kini
b. Kurs Historis
c. Kurs rata – rata
Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan dan penurunan dalam ekuivalen saldo mata uang asing yang timbbul dari fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
6. Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang asing.
7. Hubungan translasi mata uang asing dengan inflasi.

Sumber :
1. Yudhi Herliansyah, SE, Ak, M.Si "Translasi Mata uang Asing"
2. Diana Sari, SE "Translasi Mata uang Asing"

Masalah Keputusan Manajemen dari Pengungkapan Keputusan

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN



Pendahuluan
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan bagian kunci dari kegiatan manajer. Akan tetapi, pengambilan keputusan khususnya memainkan peran penting bila manajer terlibat dalam perencanaan. Dalam suatu proses perencanaan, para manajer memutuskan masalah-masalah seperti apa tujuan organisasi, kesempatan apa yang akan digunakan, siapa yang akan mengerjakan setiap tugas yang diperlukan. Keseluruhan proses perencanaan melibatkan para manajer dalam suatu rangkaian situasi pengambilan keputusan yang berkesinambungan.
Beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan adalah sama diantaranya menurut Stoner (1996) pengambilan keputusan menggambarkan proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Kemudian menurut Chuck Williams (2001) pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang tersedia. Menurut T. Hani Handoko (1999) pengambilan keputusan didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

George P. Huber membedakan pengambilan keputusan dari penentuan pilihan (choice making) dan dari pemecahan masalah (problem solving). Penentuan pilihan mengacu pada seperangkat kegiatan yang sempit yang terlibat dalam pemilihan suatu pilihan dari seperangkat pilihan alternatif. Jadi, penentuan pilihan merupakan satu sisi dari pengambilan keputusan. Pemecahan masalah mengacu pada masalah yang lebih luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi tindakan untuk memperbaiki situasi yang tidak memuaskan. Penemuan masalah (probleim finding) mengacu pada proses pengenalan masalah dan pengambilan keputusan untuk mencoba memecahkan masalah tersebut. Penemuan masalah sebagai dasar bagi keputusan manajerial yang efektif.

Tipe Keputusan
Dalam pembuatan keputusan para manajer harus berhati-hati dan memilih keputusan yang paling rasional dan paling sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbagai jenis keputusan adalah sebagai berikut:
1. Keputusan terprogram
2. Keputusan tidak terprogram
3. Keputusan dengan kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

Keputusan terprogram (programmed decision) adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan, atau prosedur. Keputusan terprogram ini biasanya diperlukan untuk berbagai masalah yang sering terjadi berulang-ulang dan rutin, seperti pengambilan keputusan pembayaran gaji seorang karyawan baru dan keputusan tentang berapa banyak persediaan yang harus dipertahankan untuk suatu produk. Sebaliknya keputusan tidak terprogram (non programmed decision) adalah keputusan untuk menghadapi masalah yang unik atau khusus. Bila suatu masalah tidak cukup sering terjadi sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka masalah itu harus ditangani dengan keputusan yang tidak terprogram, seperti apa yang harus dilakukan atas suatu produk yang gagal, bagaimana memperbaiki hubungan dengan masyarakat, bagaimana menghadapi pesaing yang baru memasuki pasar.
Jika seorang manajer makin naik posisinya dalam tingkatan manajemen, maka kemampuannya untuk mengambil keputusan tidak terprogram menjadi semakin penting karena semakin banyak keputusan tidak terprogram yang harus diambil. Oleh karena itu, sebagian besar program pengembangan manajemen mencoba memperbaiki kemampuan manajer dalam mengambil keputusan tidak terprogram.
Dalam kondisi kepastian kita mengetahui apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Dalam kondisi ini tersedia informasi yang akurat, dapat diukur, dan andal untuk dipakai sebagai dasar keputusan. Pengambilan keputusan dalam kondisi ini dapat dilakukan relatif mudah, karena data yang tersedia mengenai kondisi yang akan datang dapat diprediksikan, sehingga manajer dapat mengambil keputusan lebih cepat dan tepat. Misalnya kondisi lingkungan eksternal yang relatif stabil dari tahun ke tahun dalam jangka waktu 5 tahun terakhir akan mempermudah para manajer dalam mengambil keputusan bisnisnya.
Dalam resiko kita mengertahui besarnya kemungkinan dari setiap hasil yang diharapkan. Jika prediktabilitas lebih rendah, maka terdapat kondisi resiko. Informasi yang lengkap tidak tersedia, tetapi kita mempunyai suatu gambaran yang baik tentang probabilitas hasil-hasil tertentu.
Dalam kondisi ketidakpastian sangat sedikit hal yang diketahui. Kondisi ketidakpastian pada umumnya menyertai keputusan kita yang sangat penting dan sangat menarik, misalnya keputusan pembukaan usaha baru secara internasional di suatu negara yang belum diketahui kebiasaan dan kebudayaannya.

Ambiguitas. Ambiguitas (ambiguity) memiliki arti bahwa sasaran-sasaran yang harus diraih atau masalah yang harus diselesaikan tidak jelas, alternatif-alternatif sulit didefinisikan, dan informasi mengenai hasil yang diharapkan tidak tersedia. Ambiguitas juga disebut sebagai masalah keputusan yang ‘hebat’. Masalah-masalah besar berasosiasi dengan konflik manajer terhadap sasaran dan alternatif keputusan, kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat, informasi yang membingungkan, dan hubungan yang tidak jelas antar elemen keputusan.Walau sebagian besar keputusan tidak dicirikan oleh ambiguitas, para manajer harus memikirkan sasaran dan mengembangkan skenario yang masuk akal bagi alternatif keputusan dalam ketiadaan informasi.


Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi dimana para manajer dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Pengambilan keputusan rasional adalah suatu proses sistematik di mana manajer menetapkan masalah, mengevaluasi alternatif, dan memilih pemecahan optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi.
Menurut Chuck Williams (2001) langkah-langkah pengambilan keputusan yang rasional adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan Masalah
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
3. Menimbang Kriteria
4. Membuat alternatif Pilihan Tindakan
5. Mengevaluasi setiap alternatif
6. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

1. Mendefinisikan Masalah
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa manajer akan langsung membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Pertama, manajer harus mengetahui adanya perbedaan. Manajer harus mengetahui adanya masalah sebelum mulai mencari pemecahan masalah. Kedua, menyadari adanya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya tidaklah cukup untuk memulai pengambilan keputusan. Manajer harus termotivasi untuk mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut manajer juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan. Pada umumnya, semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan masalahnya.

3. Menimbang Kriteria
Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Sementara banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria keputusan. Beberapa menggunakan perbandingan mutlak (absolute comparisons), adalah dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standar) atau tingkatan atas manfaatnya sendiri. Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons), dimana masing-masing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan yang lain.

4. Membuat Alternatif Pilihan Tindakan
Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.

5. Mengevaluasi Setiap Alternatif
Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Kemudian, pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.

6. Memperkirakan Keputusan yang Paling Optimal
Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap patokan (langkah 5) dengan bobot patokan tersebut (langkah 3), dan kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut untuk setiap alternatif rangkaian tindakan yang disusun (langkah 4).

Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah para manajer melibatkan orang-orang yang benar dengan cara yang tepat dalam membantu mereka menyelesaikan masalah. Saat ini banyak manajer yang melibatkan karyawan level bawah dalam proses pengambilan keputusan apabila memungkinkan. Sejumlah keputusan mungkin membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi.

Model Vroom-Jago
Victor Vroom dan Arthur Jago mengembangkan model partisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyajikan petunjuk bagi para manajer praktisi. Model Vroom-Jago membantu manajer menaksir jumlah partisipasi bawahan sesuai dengan kebutuhan. Model ini menggunakan lima level partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan yang berkisar dari sangat otokratis sampai sangat demokratis. Manajer sebaiknya memilih salah satu gaya yang disesuaikan dengan situasi. Apabila situasi terjamin, manajer dapat membuat keputusan sendiri, membagi masalah dengan bawahan secara individu, atau membiarkan para anggota kelompok membuat keputusan.
Beberapa gaya keputusan masih dapat diterima pada berbagai situasi. Apabila hal demikian terjadi, Vroom dan Jago mencatat bahwa gaya otokratis menghemat waktu tanpa mengurangi kualitas keputusan atau penerimaan. Bagaimanapun juga, dalam lingkungan kerja yang berubah dengan cepat saat ini, di mana karyawan kerap diminta lebih memberikan partisipasi, para manajer sebaiknya berusaha untuk melibatkan bawahannya dalam pengambilan keputusan bila memungkinkan.

Keunggulan dan kelemahan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif
Kebaikan pengambilan keputusan partisipasi:
1. Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar. Kelompok menawarkan pengetahuan dan fakta yang lebih banyak dalam rangka mengidentifikasi solusi potensial dan menghasilkan beberapa alternatif keputusan.
2. Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan kepuasan anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan yang beresiko.
3. Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang ambil bagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan yang diambil dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut, sehingga akan memfasilitasi implementasi.
4. Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan kebebasan dalam memebrikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan akan terdorong lebih kreatif dan inovatif.


Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi:
1. Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya lebih membuang waktu. Orang-orang harus saling melakukan konsultasi, mendiagnosis masalah dan mendiskusikan solusi.
2. Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keputusan karena biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi.
3. Salah satu anggota dominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan kelompok sehingga mereka enggan mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan mengesampingkan motivasi untuk secara realistis mempertimbangkan beberapa alternatif.


Penulis : Arief Bowo PK, SE., MM

TUJUAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI DALAM PASAR EKUITAS

TUJUAN UMUM PASAR EKUITAS BERORIENTASI KEPADA INVESTOR .
TUJUAN PERLINDUNGAN INVESTOR
INVESTOR MEMPEROLEH INFORMASI MATERIAL DAN DILINDUNGI MELALUI PENGAWASAN DAN PENEGAKAN ATURAN
SECARA KHUSUS :
1. MEMBERIKAN INFORMASI MATERIAL KEPADA INVESTOR
2. MENGAWASI DAN MENEGAKKAN ATURAN PASAR.
3. MENGATASI KECURANGAN DALAM PENAWARAN PUBLIK PERDAGANGAN ,PENGAMBILAN SUARA DAN PENAWARAN SURAT BERHARGA .
4. BERUSAHA MENCARI DAYA BANDING INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN YANG MEMUNGKINKAN INVESTOR UNTUK UNTUK MEMBANDINGKAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN DARI DAN KAWASAN YANG BERBEDA .
PRINSIP :
1. EFEKTIFITAS BEAYA ,BEAYA PENGATURAN PASAR HARUS
2. KEBEBASAN DAB FLEKSIBILITAS PASAR ,PENGATURAN TI
3. PELAPORAN KEUANGAN YANG TRANSPARAN DAN PE
4. PERLAKUAN YANG SETARA ANTARA PERUSAHAAN
CI RI PASAR
PASAR WAJAR ,TERATUR,EFISIEN ,DAN BEBAS DARI PENYALAGUNAAN DAN KESALAHAN
1. MEMPROMOSIKAN AKSES YANG SAMA ATAS INFORMASI DAN KESEMPATAN MELAKUKAN PERDAGANGAN .
2. MENINGKATKAN LIQUIDITQS DAN MENGURANGI BEAYA TRANSAKSI ( EFESIENSI PASAR )
3. MEMBERI SUMBANGAN BERUPA KEBEBASAN DARI PENYALAGUNAAN MELALUI PENGAWASAN DAN PENEGAKAAN ATURAN.
4. MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN INVESTOR.
5. MEMFASILITASI PEMBENTUKAN PASAR.
6. MENEMUKAN KONDISI DIMANA HARGA MENCERMINKAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS NILAI ,TIDAK TANPA DASAR ATAU TIDAK MENGADA ATA ( KETERATURAN PASAR )
SEBANDING DENGAN MANFAAT YANG DIPEROLEH.
DAK BOLEH MENGHAMBAT KOMPETISI DAN EVOLOSI PASAR.
NGUNGKAPAN YANG PENUH DAN LENGKAP.
DAN DOMESTIK.
PENGUNGKAPAN INFORMASI YANG MELIHAT KEDEPAN .
PENGUNGKAPAN MELIHAT MASA DEPAN DIANGGAP SANGAT RELEVAN UNTUK PASAR EKUITAS SELURUH DUNIA ,DIREKTIF KEEMPAT UE MENYATAKAN BAHWA LAPORAN KEUANGAN HARUS MEMUAT INDIKASI KEMUNGKINAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN MASA DEPAN .
REGULASI S-K SEC MENGHARUSKAN PERUSAHAAN UNTUK MENGUNGKAPKAN INFORMASI SAAT INI YANG BERPENGARUH SECARA MATERIAL TERHADAP LIQUIDITAS SUMBER DAYA MODAL DAN HASIL OPERASI MASA DEPAN .
BURSA EFEK TOKIO TSE MEMINTA KEPADA MANAGEMEN PERUSAHAAN YANG TERCATAT UNTUK MENYEDIAKAN RAMALAN PENJUALAN ,LABA DAN DEVIDEN DALAM PENGUMUMAN TAHUNAN DAN SEMESTERAN YANG DILAKUKAN.
LAPORAN ,INFORMASI YANG MELIHAT KEDEPAN
1. RAMALAN PENDAPATAN,LABA(RUGI )PER SAHAM (EPS), PENGELURAN MODAL DANPOS KEUANGAN LAINNYA.
2. INFORMASI PRESPEKTIF DAN KINERJA ATAU POSISI EKONOMI MASA DEPAN YANG TIDAK TERLALU PASTI BILA DIBANDINGKAN POSISI POS,PEREODE FISKAL, DAN PROYEKSI JUMLAH .
3. LAPORAN RENCANA MANAGEMEN DAN TUJUAN OPERASI MASA DEPAN.
DALAM TABEL SETELAH PENAMPILAN BERIKUTNYA MENUNJUKKAN BAHWA 200 PERUSAHAAN PUBLIK BESAR MASING MASING 40 DARI PERANCIS,JERMAN,DAN AMERIKA SERIKAT MENGUNGKAPKAN INFORMASI MASA DEPAN ,RENCANADAN TUJUAN MANAGEMEN KEDEPAN
JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKANPAN KEDEPAN LAPORAN TAHUNAN 93/94.

ASPEK PEMBEDA PRAKTEK PENGUNGKAPAN KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGUNGKAPAN WAJIB
UNTUK MELINDUNGI PARA INVESTOR KEBANYAKAN BURSA EFEK DAN BADAN PROFESIONAL SERTA PEMERINTAH ,SEPERTI KOMISI PASAR MODAL AS ( US SECURITY AND EXCHANGE COMMISION) ,KEMENTERIAN KEUANGAN JEPANG MEMBERLAKUKAN KATENTUAN PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN BAGI PERUSAHAAN DOMESTIK DAN ASING YANG MENCARI AKSES KE PASAR MODAL TERSEBUT , BURSA INI INGIN MEMASTIKAN BAHWA INVESTOR MEMILIKI INFORMASI YANG CUKUP TERHADAP KINERJA DAN PROSPECK SEBUAH PERUSAHAAN SEPERTI DI AMERIKA SERIKAT STANDRD PENGUNGKAPAN NYA SECARA UMUM PALING KETAT DIDUNIA
PERAN BURSA EFEK DAN REGULATOR PEMERINTAH
BURSA EFEK DAN REGULATOR PEMERINTAH PADA UMUMNYA MENGHARUSNKAN PERUSAHAAN ASING DAN DOMISTIK UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN . PERUSAHAAN ASING YANG SAHAMNYA TERCATAT DALAM YANG TERCATAT DALAM PADA SUATAU BURSA EFEK UMUMNYA MEMILIKI FLEKSIBILITAS DALAM PENGGUNAAN PRINSIP AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN DAN RUANG LINGKUP PENGUNGKAPAN ,DISETIAP NEGARA PERUSAHAAN ASING YANG TERCATAN DALAM BURSA EFEK HARUS MENYERAHKAN SETIAP INFORMASI YANG DIUMMUMKAN ,YANG DIBAGIKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU YANG DILAPORKAN KEPADA BADAN REGULATOR PASAR DOMISTIK , NAMUN KEBANYAKAN NEGARA TIDAK MENGAWASI ATAU MENEGAKKAN PELAKSANAAN KETENTUAN KESESUAIAN PENGUNGKAPAN ANTAR WILAYAH.

ASPEK PEMBEDA PRAKTEK PENGUNGKAPAN KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGUNGKAPAN WAJIB
UNTUK MELINDUNGI PARA INVESTOR KEBANYAKAN BURSA EFEK DAN BADAN PROFESIONAL SERTA PEMERINTAH ,SEPERTI KOMISI PASAR MODAL AS ( US SECURITY AND EXCHANGE COMMISION) ,KEMENTERIAN KEUANGAN JEPANG MEMBERLAKUKAN KATENTUAN PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN BAGI PERUSAHAAN DOMESTIK DAN ASING YANG MENCARI AKSES KE PASAR MODAL TERSEBUT , BURSA INI INGIN MEMASTIKAN BAHWA INVESTOR MEMILIKI INFORMASI YANG CUKUP TERHADAP KINERJA DAN PROSPECK SEBUAH PERUSAHAAN SEPERTI DI AMERIKA SERIKAT STANDRD PENGUNGKAPAN NYA SECARA UMUM PALING KETAT DIDUNIA
PERAN BURSA EFEK DAN REGULATOR PEMERINTAH
BURSA EFEK DAN REGULATOR PEMERINTAH PADA UMUMNYA MENGHARUSNKAN PERUSAHAAN ASING DAN DOMISTIK UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN . PERUSAHAAN ASING YANG SAHAMNYA TERCATAT DALAM YANG TERCATAT DALAM PADA SUATAU BURSA EFEK UMUMNYA MEMILIKI FLEKSIBILITAS DALAM PENGGUNAAN PRINSIP AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN DAN RUANG LINGKUP PENGUNGKAPAN ,DISETIAP NEGARA PERUSAHAAN ASING YANG TERCATAN DALAM BURSA EFEK HARUS MENYERAHKAN SETIAP INFORMASI YANG DIUMMUMKAN ,YANG DIBAGIKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU YANG DILAPORKAN KEPADA BADAN REGULATOR PASAR DOMISTIK , NAMUN KEBANYAKAN NEGARA TIDAK MENGAWASI ATAU MENEGAKKAN PELAKSANAAN KETENTUAN KESESUAIAN PENGUNGKAPAN ANTAR WILAYAH.

PENGARUH PERBEDAAN TATA KELOLA KEUANGAN PERUSAHAAN DI SUATU NEGARA

DI NEGARA PENGANUT ANGLO SAXSON
Amerika Serikat ,Inggris dan negara Anglo Saxson lainnya kondisi pasar ekuitas menyediakan pendanaan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga sangat maju ,kepemilikan saham tersebar luas sehinga perlindunganterhadap investor sangat ditekankan ,Investor Institusinal memegang peranan sangat penting di negara negara ini ,dan menuntut keamanan pengembalian keuangan dan nilai saham yang meningkat , dinegaran negara ini pengungkapan menjadi sangat maju sebagai respons terhadap akuntabilitas perusahaan terhadap publik
DI NEGARA LAIN PRANCIS,JEPANG DAN NEGARA BERKEMBANG
KEPEMILIKAN SAHAM DIDOMINASI BANK DAN KELUARGA YA MASIH TERJADI PERBEDAAN YANG NG MENJADI SUMBER PEMBEAYAAN PERUSAHAAN. STRUKTUR YANG ADA DITUJUKAN UNTUK MELINDUNGI MANAGEMEN YANG BERKUASA .BANK YANG KADANG KADANG BERTINDAK SEBAGAI KREDITOR DAN PEMILIK DAN KALANGAN LAINNYA MENETAPKAN DISIPLIN PERUSAHAAN KELOMPOK INI MENDAPATKAN INFORMASI YANG BANYAK DARI AKTIVITAS PERUSAHAAN .
PENGUNGKAPAN PUBLIK TIDAK TERLALU MAJU MASIH TERJADI PERBEDAAN YANG BESAR TERHADAP INFORMASI YANG DIBERIKAN PADA PEMEGAN SAHAM YANG BESAR DENGAN PUBLIK.
PENGUNGKAPAN SUKA RELA
• MANAGER MEMILIKI INFORMASI YANG LEBIH DETAIL DIBANDING DENGAN PIHAK EKTERNAL.
• INVESTOR SELURUH DUNIA MENUNTUT INFORMASI YANG LEBIH DETAIL DAN TEPAT WAKTU ,SEHINGGA TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA SEMAKIN MENINGKAT.
• MANAGER PERUSAHAAN SERING MEMILIKI DORONGAN YANG KUAT UNTUK MENUNDA PENGUNGKAPAN YANG BERITA NEGATIF TERHADAP PERUSAHAANNYA,DAN MENGOLAH LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENUNJUKKAN WAJAH POSITIF DARI DARI PERUSAHAANNYA DAN LEBIH MENILAI KKINERJA DAN PROSPEK KEUANGAN PERUSAHAANNYA .
• ATURAN ATURAN PENGUNGKAPAN DAN PEMERIKSAAN PIHAK KETIGA MEMPERBAIKI FUNGSI PASAR ,DAN MENEKAN PARA MANAGER UNTUK MENDAHULUKAN KEPENTINGAN PEMEGANG SAHAM
• RESIKO DARI PENGUNGKAPAN OLEH PARA MANAGER YANG TIDAK FAIR (PIDANA ) CENDERUNG UNTUK MENGUNGKAPKAN SECARA SUKARELA.
PERBEDAAN PERLINDUNGAN YANG DILAKUKAN NEGARA .
• PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM BERBEDA ANTARA NEGARA YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA NEGARA ANGLO AMERIKA SEPERTI KANADA ,INGGRIS DA AMERIKA SERIKAT MEMBERIKAN PERLINDUNGA SECARA LUAS DAN KETAT, SEBALIKNYA DINEGARA LAIN KERUANG PERHATIAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM , CONTOH CINA MELARAN ADANYA INSIDER TRADING ( PERDAGANGAN DIKALANGAN ORANG DALAM ) SEDANGKAN PENEGAKAN HUKUM LEMAH DAN PENEGAKAN ATURAN TERSEBUT HAMPIR TIDAK ADA.PERLINDUNGAN PEMEGANG SAHAM DI REPUBLIK CEKO, MEKSIKO ,DAN KEBANYAKAN NEGARA BERKEMBANG SANGAT LEMAH BAHKAN NEGARA NEGARA MAJU BAHKAN KONSEP PERLINDUNGAN TERBILANG BARU DAN BELUM MEMADAI CONTOH INSIDER TRADING DI JERMAN TIDAK DIANGGAP SEBAGAI TINDAKAN KRIMINAL.

Prektek Pengungkapan Akuntansi Internasional

ALASAN MENJALANKAN BISNIS INTERNASIONAL
•Memperluas penjualan dan pemasaran
•Memperoleh akses bahan baku dan factor produksi lain
•Mendapatkan ekses pengetahuan khususnya teknologi

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Dalam perkembangan bisnis Internasional yang semakin naju dan pasar ekuitas memiliki posisi penting dalam perekonomian Nasional dan Internasional serta keterlibatan Investor dan Perorangan, maka pengungkapan dan pelaporan terhadap tata kelola ( Corporate governance) menjadi sangat penting untuk melindungi para investor dan perorangan tersebut.

PRAKTEK PENGUNGKAPAN
Walaupun prektek pengungkapan berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lainnya perlahan timbul kemiripan dan dalam kenyataanya benyak perusahaan berusaha meningkatkan pengungkapan / laporan mereka.
BENTUK MODEL PENGUNGKAPAN
•SECARA SUKARELA MENGADOPSI PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL(IFRS) ATAU GAAP AS.
•MEMATUHI KETENTUAN PASAR BURSA EFEK DAN BADAN REGULATOR DOMISTIK DAN LUAR NEGERI.
•MEMBERIKAN RESPON TERHADAP PERMINTAAN INFORMASI YANG DIAJUKAN OLEH PARA INFESTOR DAN ANALIS .
PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN
•SANGAT DIPENGARUHI OLEH SISTEM AKUNTANSI STANGARD DAN PRAKTEK DAN SUMBER SUMBER KEUANGAN ,SISTEM HUKUM,IKATAN POLITIK EKONOMI,TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI ,TINGKAT PENDIDIKAN ,BUDAYA ,DAN LAINNYA.
•PERBEDAAN PENGUNGKAPAN UMUMNYA DIDORONG OLEH PERBEDAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KEUANGAN

HUBUNGAN BUDAYA DENGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

I. Pendahuluan

Budaya merupakan factor lingkungan yang paling kuat mempengaruhi sistim akuntansi suatu negara dan juga bagaimana individu dinegara tersebut menggunakan informasi akuntansi. Pengaruh budaya terhadap sistim akuntansi merupakan issu yang banyak dibicarakan oleh akademisi dan praktisi. Bahkan isunya menyangkut tentang apakah budaya mempengaruhi akuntansi atau sebaliknya. Banyak para ahli menawarkan kerangka teori hubungan budaya dan akuntansi seperti Gray dan Hofstede. Pengujian tentang kerangka teori ini pun sudah banyak di lakukan. Hasil pengujianmenyimpulkan hasil yang beragam tapi secara keseluruhan kerangka teori Gray dan Hofstede masih relevan bahkan bergunadalam mendisain standar akuntansi internasional selain digunakan oleh investor dalam mapping budaya dan disclosurediberbagai Negara.

Sebab-sebab adanya Perbedaan Akuntansi Internasional diantaranya karena adanya perbedaan dalamSistem politik dan hukum yang melandasinya, Sistem perpajakan, Tingkat pendidikan, Tingkatpertumbuhan ekonomi, Bentuk usaha dan pendanaan yang berlaku, Alasan adanya, Warisan kolonial/penjajahan, Perpajakan, Budaya, Sejarah, Bahasa, Kepercayaan/agamaEfek Budaya pada Sistem Akuntansi

Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan di yakini oleh suatu masyarakat atau negara. Variabel budaya tergambar dalam kelembagaan Negara yang bersangkutan (dalam sistim hukum dll).

- Budaya..., karena budaya dapat menjelaskan perbedaan sistem sosial yang memberi dampak pada sistem hukum, sistem pajak, dan bagaimana bentuk badan usaha serta pendanaannya

- Budaya adalah mencerminkan masyarakat atau bangsa secara keseluruhan. ³Subbudaya´digunakan untuk (penerapan) pada level organisasi, profesi, atau suku/keluarga. Perbedaan2 sistem akuntansi internasional dapat dijelaskan dalam kerangka budaya incorporating

Dimensi-Dimensi Budaya Hofstede
Empat landasan dimensi sosial pada banyak negara dapat dinyatakan:
- Individualis vs Komunal
- Kuasa yg besar vs Kuasa yang kecil
- Kuat vs Lemah (kemampuan menghindari ketidakpastian)
- Maskulinitas vs Feminisme
- Individualis vs Komunal

II. Pembahasan.

-Individualis menggambarkan suatu ikatan yang longgar dengan masyarakat dimana seseoranglebih mementingkan diri dan keluarga sendiri sementaraKomunal adalah hubungan yang kuatdalam konteks kemasyarakatan dimana kekerabatan/group lainnya saling menjaga

Jarak/Senjang Kekuatan
Jarak/senjang kekuasaan adalah sejauh mana anggota dalam masyarakat dapat menerima bahwakekuasaan dalam masyarakat/organisasi terdistribusi tidak secara merata. Organisasi dengan senjang/jarak kekuasaan yang besar dapat menerima hirarki perintah/tataran dimana setiap orangmemiliki kedudukannya masing-masing sementara Organisasi dengan senjang/jarak yang kecil umumnya kekuatan/kekuasaan terdistribusi merata.

Penghindaran Ketidakpastian
Tingkat ketidaknyamanan akan adanya ketidak pastian dan ambiguitas. Bila tinggi maka masyarakatakan menerapkan aturan yang ketat, aturan kepercayaan, dan kebiasaan sementara bila rendah maka masyarakat akan membangun suatu tatanan yang lebih rileks (praktek > daripada penerapan prinsip)

Maskulinitas vs Feminisme
Bagaimana suatu masyarakat mengalokasikan penerapan peran-peran sosial. Maskulinitas bertopangMaskulinitas vs Feminisme
Bagaimana suatu masyarakat mengalokasikan penerapan peran-peran sosial. Maskulinitas bertopangpada sifat2 kepahlawanan, ketegasan, dan pencapaian sukses materialsementara Feminismebertopang pada pemeliharaan hubungan, mode, perhatian pada yang lemah, dan kualitas hidupDimensi Sosial dan Subbudaya AkuntansiSistem nilai akuntan diturunkan dari nilai-nilai hubungan sosial. Nilai-nilai subbudaya akuntansi akanberdampak pada pengembangan sistem akuntansi pada tingkat nasional
Haruskah sistem akuntansi dibangun sebagai suatu sistem/ukuran yang µcocok¶ bagi siapa saja

Nilai-nilai Akuntansi Gray
Gray mengembangkan 4 nilai akuntansi yang dianggap berkaitan dengan subbudaya akuntansi dikaitkandengan 4 nilai sosial Hofstede:
Profesionalisme vs Pengendalian hokum
Keseragaman vs Fleksibilitas
Konservatisme vs Optimisme
Kerahasiaan vs Keterbukaan

III. Kesimpulan
Pengaruh budaya terhadap sistim akuntansi merupakan issu yang banyak dibicarakan oleh akademisi dan praktisi. Bahkan isunya menyangkut tentang apakah budaya mempengaruhi akuntansi atau sebaliknya. Banyak para ahlimenawarkan kerangka teori hubungan budaya dan akuntansi seperti Gray dan Hofstede. Pengujian tentang kerangka teori ini pun sudah banyak di lakukan seperti Addie (1990) , Hope (2003) dan lain-lain. Hasil pengujian menyimpulkan hasil yang beragam tapi secara keseluruhan kerangka teori Gray dan Hofstede masihrelevan bahkan berguna dalam mendisain standar akuntansi internasional selain digunakan oleh investor dalam mapping budaya dan disclosure diberbagai negara.

namaku rika febriani
LiveTyping.com

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Pemberian Jasa Penilaian kepada Klien Audit Laporan
Keuangan

290.174 Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-asumsi
yang terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang,
penerapan metodologi dan teknik tertentu, atau kombinasi
keduanya dalam menghitung suatu nilai atau rentang nilai dari
suatu aset, kewajiban, atau bisnis secara keseluruhan.

Maksudnya Pemberi jasa Audit keuangan harus memberikan penilaian dan juga membuat asumsi tentang perkembangan masa yang akan datang untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan bisnis secara keseluruhan.

290.175 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan
keuangan yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan
laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut.

Maksudnya karena KAP juga memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan maka itu akan dapat menimbulkan masalah jika jasa penilaian itu tidak di kerjakan dengan benar-benar teliti dan benar karena nantinya laporan keuangan itu juga akan di audit oleh KAP itu sendiri.

290.176 Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material
terhadap laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang
signifikan, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi
ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu,
KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa
penilaian tersebut, atau sebagai tindakan alternatifnya,
mengundurkan diri dari perikatan audit laporan keuangan.

Maksudnya jika KAP merasa kurang mampu ataupun merasa banyak sekali hambatan dalam melakuka penilaian maka sebaiknya KAP tersebut harus menolak, mengundurkan diri, ataupn memberikan alternative lain.


290.177 Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan
yang secara terpisah maupun kolektif tidak material terhadap
laporan keuangan, atau yang tidak melibatkan tingkat subjektivitas
yang signifikan, dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi
terhadap independensi. Ancaman tersebut dapat dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang
tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
(a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam tim
assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan;

(b) Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan
keuangan mengenai asumsi dan metodologi yang digunakan
dalam penilaian, serta memperoleh persetujuan atas
penggunaannya;

(c) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan
mengenai tanggung jawabnya atas hasil penilaian yang
dilakukan oleh KAP atau Jaringan KAP; dan

(d) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga
personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa
penilaian tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan.
Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi
efektivitas pencegahan:

(a) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit
laporan keuangan dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait,
serta besarnya keterlibatan mereka dalam menentukan dan
menyetujui pertimbangan atas hal-hal yang signifikan
sehubungan dengan pemberian jasa penilaian.

(b) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi
yang telah ditentukan dalam melaksanakan jasa penilaian.

(c) Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi
yang telah ditentukan, tingkat subjektivitas bawaan pada hal-
hal yang menjadi perhatian.

(d) Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut.

(e) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan
datang dari hal-hal yang dapat menciptakan volatilitas yang
signifikan yang melekat pada jumlah-jumlah yang terkait
dalam penilaian tersebut.

(f) Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporan keuangan.
290.178 Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada
klien audit laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat
pemberitahuan pajak kepada otoritas perpajakan, penghitungan
jumlah kewajiban pajak terhutang, atau perencanaan pajak, tidak
menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap independensi,
karena pada umumnya penilaian tersebut merupakan subjek
penelaahan yang dilakukan oleh pihak eksternal, seperti otoritas
perpajakan.

Maksudnya KAP memberikan penilaian kepada klien audit laporan keuangan dengan tujuan sebagai pelaporan surat pemberitahuan pajak karena penilaian KAP tersebut merupakan subyek penelaahan bagi otoritas perpajakan.

290.179 Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian atas
bagian dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain
perikatan audit laporan keuangan, KAP harus mempertimbangkan
setiap ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi. Jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas
tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Maksudnya karena tugas KAP itu adalah melakukan penilaian terhadap laporan keuangan maka hal tersebut dapat menjadi ancaman telaah pribadi, ancaman tersebut dapat secara jelas tidak signifikan maka KAP harus dapat mencegahnya dengan cara yang tepat dan harus melalui pertimbangan sehingga dapat mengurangi ancama tersebut.

CONFLICT OF INTEREST PADA PROFESI AKUNTANSI

Konflik kepentingan adalah pertentangan antara loyalitas sebagai seorang profesional dan kepentingan yang ada di luar itu, yang dapat mengurangi kredibilitas dari agen moral. Konflik pada umumnya terjadi akibat peran yang kita mainkan dalam kehidupan bermasyarakat, dan alasan itu melibatkan tugas yang khusus melebihi kewajiban sosial yang ada. Kesetiaan yang terbagi tidak melibatkan prinsip dasar nilai moral. Orangtua kita selalu mengajarkan kita untuk tidak berbohong, curang, ataupun mencuri. Mereka tidak mengatakan apapun mengenai konflik kepentingan. Faktanya di masa sekarang ini konflik kepentingan muncul sebagai pertanyaan dasar yang menyangkut kejujuran dan kebenaran, dua nilai prinsip dasar yang penting.

Secara umum, konflik kepentingan dapat didefinisikan sebagai suatu situasi di mana seorang individu atau perusahaan (baik swasta maupun pemerintah) berada dalam posisi untuk mengeksploitasi kapasitas profesional atau pejabat dalam beberapa cara untuk kepentingan pribadi atau perusahaan. Tergantung pada hukum atau aturan yang terkait dengan sebuah organisasi tertentu, adanya konflik kepentingan tidak mungkin dalam dan dari dirinya sendiri. Bahkan, untuk professional sekalipun, maka hampir tidak mungkin untuk menghindari konflik kepentingan dari waktu ke waktu.
Suatu konflik kepentingan, bagaimanapun bisa menjadi masalah hukum misalnya ketika individu mencoba (dan / atau berhasil dalam) yang mempengaruhi hasil keputusan, untuk kepentingan pribadi. Seorang direktur atau eksekutif akan dikenakan kewajiban hukum jika melakukan koflik. Ada sering kebingungan diantara dua situasi. Sebagai contoh: dalam bidang bisnis dan kontrol, menurut Institute of Internal Auditor, konflik kepentingan adalah suatu situasi di mana auditor internal yang dipercaya, memiliki kepentingan profesional atau pribadi yang bersaing. kepentingan yang bersaing tersebut dapat mempersulit untuk tidak memihak.Suatu konflik kepentingan dapat mengganggu kemampuan individu untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara objektif. Cara terbaik untuk menangani konflik kepentingan adalah untuk menghindari konflik sepenuhnya. Kode etik membantu mengurangi masalah dengan konflik kepentingan karena mereka dapat menguraikan sejauh mana konflik tersebut harus dihindari, dan apa yang kedua belah pihak harus lakukan di mana konflik tersebut diperbolehkan oleh kode etik (pengungkapan, pengingkaran, dll).

Selama beberapa dekade terakhir kantor akuntan publik telah memperluas layanan mereka untuk memberikan pelayanan jasa audit eksternal. Bagaimanapun Integrasi horizontal telah menyebabkan banyak kontroversi antara perusahaan-perusahaan akuntan publik, politisi, dan masyarakat umum. Banyak orang merasa bahwa dengan menyediakan jasa audit perusahaan, akuntan publik menciptakan konflik kepentingan. Masalah konflik kepentingan sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir karena banyak skandal perusahaan yang dipublikasikan. Salah satu contoh terkenal adalah kasus Enron dan perusahaan audit dan Arthur Andersen.

Auditor Independens terus menjadi masalah yang diperdebatkan disebabkan oleh kenyataan bahwa permintaan jasa akuntansi publik sangat diperlukan. Auditor Independens eksternal sangat diandalkan untuk menginformasikan laporan keuangan ke public di luar perusahaan. Dalam upaya untuk menegakkan auditor Independens dan untuk mencegah konflik kepentingan telah dibuat Standar untuk etika profesi akuntansi, di dalam EPA ini terdapat prinsip – prinsip yaitu : Prinsip Pertama - Tanggung Jawab Profesi, Prinsip Kedua - Kepentingan Publik, Prinsip Ketiga – Integritas, Prinsip Keempat – Obyektivitas, Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Prinsip Keenam – Kerahasiaan, Prinsip Ketujuh - Perilaku Profesional, Prinsip Kedelapan - Standar Teknis

Inti sebuah profesi adalah komitmen untuk melayani dan melindungi kepentingan umum. Komitmen ini sangat penting, profesi akuntansi dipercaya dan harus melayani masyarakat untuk memberikan kebutuhan yang mereka inginkan. Sebagai imbalan atas kepercayaan ini, anggota profesi akuntansi harus bertindak dalam kepentingan terbaik untuk publik .